Pentingnya Pengelolaan kelas untuk Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan. Kegiatan pendidikan merupakan usaha mencapai
cita-cita bangsa yakni untuk menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan pondasi suatu bangsa. Pendidikan adalah
lembaga yang dengan sengaja diselenggarakan untuk mewariskan dan mengembangkan
pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan keahlian dari generasi yang lebih tua
kepada generasi berikutnya. Pendidikan
mempunyai peranan penting dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan. Pendidikan juga mempunyai
pengaruh sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa. Hal ini tidak saja
karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan
berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,
menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Berdasarkan konsep tersebut jelaslah bahwa hakikat
pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik lewat proses pendidikan agar
mampu mengakses peran mereka di masa yang akan datang. Ini berarti,
membekali peserta didik dengan
keterampilan yang dibutuhkan sesuai tuntutan zaman.
Usaha dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah banyak dilakukan. Hal ini
terlihat dari berbagai inovasi yang telah dilakukan seperti penyempurnaan
kurikulum, pembenahan manajemen dan pemberian kesempatan kepada pegawai untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan, merancang pendidikan yang mampu mengembangkan
kreativitas siswa, melengkapi sarana dan prasarana, melakukan berbagai
terobosan-terobosan, adanya program wajib belajar 9 tahun, mengembangkan metode
pembelajaran dan usaha-usaha lainnya.
Pencapaian sasaran program wajib belajar 9 tahun,
pemerintah telah menyusun strategi, antara lain meningkatkan jumlah dan daya
tampung , mengangkat guru baru, menyediakan lebih banyak sarana belajar,
mengajukan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan, membebaskan uang sekolah
dan mensubsidi sekolah swasta. Strategi lainya yang lebih penting adalah dengan
mengembangkan sistem pendidikan alternatif. Strategi pendidikan alternatif ini
didasarkan atas adanya pertimbangan bahwa meskipun kapasitas sekolah telah
ditingkatkan, masih banyak anak belum
tertampung, antara lain
karena kondisi perekonomian keluarga yang kurang mampu.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan menuntut
keselarasan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
menghadapi tantangan iptek tersebut dibutuhkan sumber daya yang mampu
berkompetisi dan memiliki keterampilan yang melibatkan pemikiran kritis,
sistematis, logis dan kreatif.
Sekolah bukan
tempat untuk menumpahi murid dengan tumpukan informasi tetapi melatih
kematangan berpikir serta kedewasaan bersikap. Namun hal ini kurang
diperhatikan oleh sekolah-sekolah pada umumnya. Selama ini proses belajar
mengajar hanya mengembangkan fungsi otak kiri saja dan mengabaikan perkembangan
otak kanan. Oleh sebab itu sekarang ini pemerintah menggalakkan program pendidikan
yang mampu menjadikan peserta didik lebih aktif dan kreatif. Berbagai metode
pembelajaran harus diterapkan. Guru dituntut untuk menggunakan metode yang
bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Kreativitas peserta
didik dipandang perlu dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas.
Kreativitas merupakan sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam suatu
tindakan. Hasil-hasil baru muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi
dengan individu lainnya. Kreativitas belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku dari hasil interaksi lingkungan yang memunculkan hasil-hasil positif dalam
belajar.
Salah satu usaha
yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
merancang pembelajaran yang menyenangkan dan menata kelas dengan baik sehingga
mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pengelolaan kelas yang
baik dapat mengurangi kesempatan terjadinya gangguan kebosanan, serta
meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Manajemen atau
pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi lingkungan kelas yang
baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya, dimana
kegiatan proses belajar mengajar bisa berjalan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditentukan.
Lingkungan belajar
yang baik akan mendukung peserta didik untuk dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik pula. Manajemen kelas merupakan aspek penting bagi terjadinya
proses belajar mengajar yang efektif. Pada hakikatnya tujuan manajemen kelas
adalah mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang efektif dan menyenangkan, baik
sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar dan mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual peserta didik di
dalam kelas. Menyediakan dan mengatur berbagai fasilitas yang mendukung yang
memungkinkan siswa belajar dan bekerja, mengembangkan terciptanya suasana
sosial yang memberikan kepuasan, mengembangkan suasana disiplin serta
mengembangkan sikap dan apresiasi para siswa.
Keberhasilan
manajemen kelas yang dilakukan oleh guru bisa didukung oleh berbagai faktor.
Diantaranya faktor sekolah dan juga faktor pribadi guru sendiri. Jika guru
mempunyai kemampuan dan benar-benar ingin melakukan pengelolaan kelas dengan
sungguh-sungguh tentu hasilnya juga akan baik, namun jika guru hanya fokus pada
kegiatan mengajar saja dan kurang memperhatikan kegiatan manajerial kelas maka
kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan maksimal. Selain itu, faktor
sekolah juga turut memegang peranan dalam penyediaan fasilitas pendidikan yang
memadai. Jika di sekolah tersedia fasilitas yang memadai tentu guru juga akan
semakin mudah untuk melakukan manajemen kelas dengan lebih maksimal.
1. Pengelolaan Kelas
a. Pengertian Pengelolaan Kelas
1. Pengelolaan Kelas
a. Pengertian Pengelolaan Kelas
Menurut Djamarah dan Zaini dalam Martinis (2011: 37)
secara sederhana pengelolaan kelas berarti kegiatan pengaturan kelas untuk
kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas adalah seni atau praktis ( praktik
dan strategis) kerja yaitu guru bekerja secara individu, dengan atau melalui
orang lain ( misalnya bekerja dengan sejawat atau siswa sendiri) untuk
mengoptimalkan sumber daya kelas bagi pencapaian proses pembelajaran yang
efektif ( Sudarwan Danim,2002: 167). Sedangkan menurut Winzer dalam Martinis
(2011: 36) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh
pembelajar dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan akademis dan
sosial.
Pengelolaan kelas atau dikenal juga
dengan pengelolaan kelas. Dalam hal ini
Djamarah (2006:173) menyatakan pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar.
Secara istilah, pengelolaan kelas berasal dari
bahasa inggris “ Classroom Manajement”. Classroom berarti kelas sedangkan
Manajement berarti kepemimpinan, ketatalaksanaan, penguasaan maupun pengurusan.
Pengelolaan kelas diartikan sebagai kepemimpinan atau ketatalaksanaan guru
dalam praktek penyelenggaraan kelas. Menurut Moh. Uzer Usman (2006:97)
mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar.
Menurut Haryanto, (2003: 81) pengelolaan kelas adalah
usaha menciptkan kelas agar terwujud suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuannya.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam menciptakan, mengkondisikan serta
mengembalikan suasana kelas dan belajar siswa yang efektif agar tetap
menyenangkan dan optimal. Penerapan pengelolaan kelas harus dilakukan dengan
baik agar tercipta tujuan yang diinginkan. Pengelolaan kelas pada kelompok
eksperimen yaitu dengan menerapkan kedua jenis pengelolaan kelas baik secara
fisik maupun pengaturan siswa. Pengelolaan kelas secara fisik dilakukan
mengatur tempat duduk siswa, menata ruangan kelas, mengatur waktu dan media
pembelajaran, dan menciptkan disiplin kelas, sedangkan untuk pengaturan siswa
dilakukan dengan dua langkah yaitu (1) tindakan pencegahan dan (2) tindakan
korektif.
Pengelolaan
kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif ( Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 195). Berdasarkan
pernyataan tersebut, dalam suatu pembelajaran diperlukan adanya pengelolaan
kelas yang efektif serta optimal. Pengelolaan kelas yang dilakukan bukan hanya
pengelolaan kelas secara fisik melainkan pengelolaan kelas dengan pengaturan
siswa.
b. Tujuan
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas
dilakukan agar suasana belajar di kelas tetap menyenagkan. Adapun tujuan
pengelolaan kelas menurut Djamarah (2006: 178) adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan tersebut akan berpengaruh
pada terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, dan
perkembangan intelektual.
Menurut Suharsimi
Arikunto dalam Djamarah (2006: 178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator
dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1.
Setiap
anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena
tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang
diberikan kepadanya.
2.
Setiap
anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu artinya setiap anak akan
bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi
mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut
dikatakan tidak tertib.
Berbagai tujuan
pengelolaan kelas tersebut, mengacu pada penciptaan kondisi belajar yang
efektif dan menyenangkan. Kondisi kelas tersebut mampu menunjang semangat siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki semangat tinggi dalam
mengikuti pembelajaran, akan berpengaruh terhadap pemahaman serta prestasi
belajar siswa.
Tujuan pengelolaan
kelas menurut ( Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen 1996):
1.
Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.
Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa
dalam kelas.
4.
Membina
dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individualnya. (Ade Rukmana,
43)
Tujuan pengelolaan kelas menurut Djamarah (2002:199)
adalah “untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan
kelas yang baik, yang memungkinkan peserta didik berbuat sesuai dengan
kemampuannya”.
c. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas menurut
Martinis Yamin (2011:42-45) yaitu:
1.
Kondisi
fisik. Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap
hasil pembelajaran, lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
1)
Ruang
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
2)
Pengaturan
tempat duduk.
3)
Ventilasi
dan pengaturan cahaya.
4)
Pengaturan penyimpanan barang-barang.
2.
Kondisi
sosio- emosional
Kondisi
sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan
pengajaran.
1)
Tipe
kepemimpinan
2)
Sikap
guru
3)
Suara
guru
4)
Pembinaan
hubungan baik
3.
Kondisi
organisasi
Kegiatan
rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah
akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Penataan ruang kelas dan
sekolah, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
1)
Ukuran
ruang kelas
2)
Jumlah
siswa
3)
Tingkat
kedewasaan siswa.
4)
Toleransi
guru dan kelas sebelah terhadap kegaduhan dan lalu lalangnya siswa.
5)
Toleransi
masing-masing siswa terhadap kegaduhan dan lalu lalangnya siswa.
6)
Pengalaman
guru dalam melaksanakan metode pembelajaran gotong royong
7)
Pengalaman
siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran gotong royong.
d. Ruang
Lingkup Pengelolaan Kelas
Menurut Suharsimi Arikunto ( 1992: 68) ruang lingkup
pengelolaan kelas dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1). Pengelolaan
yang menyangkut siswa.
2)
Pengelolaan
fisik
Selanjutnya, Djamarah (2006:186) mengemukakan dua
komponen dalam keterampilan pengelolaan kelas yaitu keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
(bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan
kondisi belajara yang optimal.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri dari keterampilan sikap
tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok. Sikap tanggap ini
dapat dilakukan dengan cara; memandang secara seksama, gerak mendekati, memberi
pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap kegangguan dan ketidakacuhan.
Sedangkan, yang termasuk pada ketrampilan memberikan perhatian adalah visual
dan verbal. Secara visual, guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan
kegiatan pertama sedemikian rupa sehingga ia dapat melirik ke kegiatan kedua,
tanpa kehilangan perhatian pada kegiatan pertama. Secara verbal, guru dapat
memberi komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktivitas
peserta didik pertama sementara ia memimpin dan terlibat supervisi pada
aktivitas peserta didik yang lain.
Selanjutnya yang termasuk pada ruang lingkup
keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal
adalah masalah modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah kelompok,
dan menemukan serta memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Djamarah (2006:204) juga mengemukakan bahwa
“agar terciptanya suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan
pengaturan /penataan ruang kelas/belajar hendaknya memungkinkan peserta didik
duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu
peserta didik dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar perlu diperhatikan:
(a) Ukuran dan bentuk kelas
(b) Bentuk serta ukuran bangku dan meja peserta
didik
(c) Jumlah peserta didik dalam kelas
(d) Jumlah peserta didik dalam setiap kelompok
(e) Jumlah kelompok kelas
(f) Komposisi peserta didik dalam kelompok
(seperti peserta didik pandai dengan peserta didik kurang pandai, pria dan
wanita)
Berdasarkan uraian di atas maka indikator variabel pelaksanaan tugas guru adalah perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan latihan serta melaksanakan manajemen kelase.
Berdasarkan uraian di atas maka indikator variabel pelaksanaan tugas guru adalah perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan latihan serta melaksanakan manajemen kelase.
Berdasarkan uraian di atas maka indikator variabel pelaksanaan
tugas guru adalah perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan latihan serta melaksanakan manajemen
kelas.
Pendekatan
dalam Pengelolaan Kelas
Interaksi di dalam kelas yang terjadi antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa tergantung pada pendekatan yang digunakan guru dalam
mengelola kelas. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 179) mengemukakan bahwa
adanya interaksi yang optimal tergantung pada pendekatan yang digunakan oleh
guru dalam melakukan pengelolaan kelas, antara lain:
1)
Pendekatan Kekuasaan
2)
Pendekatan Ancaman
3)
Pendekatan Kebebasan
4)
Pendekatan resep
5)
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
6)
Pendekatan suasana emosional dan hubungan social.
7)
Pendekatan proses kelompok.
8)
Pendekatan electis atau pluralistic
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Kelas
Dalam suatu kelas terdapat berbagai permasalahan yang sering
timbul. Guna mengurangi permasalahan tersebut, guru harus memiliki prinsip pengelolaan
kelas, menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:185) mengemukakan prinsip-prinsip
pengelolaan kelas meliputi:
1)
Prinsip hangat dan antusias.
2)
Prinsip tantangan
3)
Prinsip bervariasi.
4)
Prinsip keluwesan.
5)
Prinsip disiplin diri.
6)
Penekanan pada hal yang positif.
Prinsip tersebut digunakan agar suasana di kelas serta interaksi
yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dapat berjalan
dengan baik. Selain itu, berbagai prinsip pengelolaan kelas mampu menciptkan
rasa nyaman bagi siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Pengelolaan kelas
yang efektif mampu menciptakan kondisi kelas yang efektif. Kondisi kelas yang
efektif akan menimbulkan suasana yang menyenagkan serta menghindari timbulnya
rasa bosan pada siswa.
Komponen-Komponen
Keterampilan pengelolaan Kelas
Djamarah (2006: 186) mengemukakan dua komponen
dalam keterampilan pengelolaan kelas yaitu keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajara yang
optimal.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi
perhatian, pemusatan perhatian kelompok. Sikap tanggap ini dapat dilakukan
dengan cara; memandang secara seksama, gerak mendekati, memberi pertanyaan, dan
memberi reaksi terhadap kegangguan dan ketidakacuhan. Yang termasuk pada
ketrampilan memberikan perhatian adalah visual dan verbal. Secara visual, guru
dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama sedemikian
rupa sehingga ia dapat melirik ke kegiatan kedua, tanpa kehilangan perhatian
pada kegiatan pertama. Secara verbal, guru dapat memberi komentar, penjelasan,
pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktivitas peserta didik pertama sementara
ia memimpin dan terlibat supervisi pada aktivitas peserta didik yang lain.
1)
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
a.
Sikap tanggap
b.
Membagi perhatian
c.
Memusatkan perhatian
kelompok
2)
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan
kondisi belajar yang optimal
a.
Modifikasi tingkah laku.
b.
Pendekatan pemecahan masalah kelompok.
c.
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah
Beberapa Masalah Pengelolaan kelas
Menurut
Made Pidarta dalam Djamarah (2006: 195) masalah-masala pengelolaan kelas yang
berhubungan dengan perilaku siswa adalah:
1)
Kurang kesatuan.
2)
Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok.
3)
Reaksi negative terhadap anggota kelompok.
4)
Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya.
5)
Mudah mereaksi negative.
6)
Moral rendah, permusuhan, dan agresif.
7)
Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungaan yang
berubah.
2. Suasana Belajar
a. Konsep
Suasana Belajar
Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia, suasana mempunyai arti (1) keadaaan di sekitar sesuatu /
keadaan di lingkungan sesuatu, (2) keadaan suatu peristiwa. Suasana belajar
atau suasana kelas dapat juga diartikan sebagai situasi atau kejadian yang
sering terjadi waktu belajar di dalam kelas ketika siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran. Suasana kelas merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan prestasi siswa. Suasana belajar yang gaduh akan mengganggu siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Agar siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik maka sangat perlu diciptkan suasana belajar atau suasana kelas yang
nyaman dan tenang supaya siswa dapat berkonsentrasi secara penuh dalam memahami
pelajaran yang diberikan guru.
Guru bertanggung
jawab untuk memastikan anak-anak dapat menggunakan tempat untuk belajar dan
bermain dengan mudah dan cukup nyaman. Untuk melakukan aktivitas pembelajaran
yang bermakna dan menyenangkan dibutuhkan suhu udara yang segar dan penerangan
yang mencukupi, ( Rita Mariyana, 2009: 86). Suasana psikologis yang harus
diciptakan pada fasilitas pembelajaran adalah suasana yang menyerupai suasana
rumah. Hal ini dimunculkan agar anak-anak merasa nyaman, bebas bergerak ke sana
ke mari, menyenangkan, dan bukan hanya duduk dalam tempat yang sama sepanjang
tahun. Para pengajar dapat bergerak di antara anak-anak, tidak hanya duduk,
berdiri di belakang atau di depan ruangan, atau diam di tempat permanen.
Sementara menurut
Dimiyati (2013: 35) suasana lingkungan belajar meliputi kondisi gedung sekolah,
ruang kelas, yang mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar. Disamping itu
kondisi fisik tersebut, suasna pergaulan di sekolah juga berpengaruh pada
kegiatan belajar. Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun
2007 tentang standar sarana dan prasarana ( Kemendikbud, 2007: 4) dijelaskan
bahwa keadaan bangunan gedung sekolah untuk sekolah dasar yang memiliki 15
sampai dengan 28 siswa per rombongan belajar dengan 7-12 banyaknya rombongan
belajar. Bagunan memenuhi ketentuan rasio minimal luas lantai terhadap siswa
sebesar 3.3 m / siswa.
Penyusunan dan
pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa dapat berkelompok dan
memudahkan guru bergerak leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam
masalah penataan ruang kelas ini beberapa hal yang perlu mendapat pembahasan
adalah masalah pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran,
penataan keindahan dan kebersihan kelas, kenyamanan saat belajar dan ventilasi
serta cahaya.
b. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Suasana Belajar
1.
Mengatur
kebersihan kelas.
2.
Pemenuhan
meja dan kursi siswa.
3.
Penataan
ruang kelas dengan poster
4.
Adanya
slogan-slogan
5.
Kebersihan
meja dan kursi siswa.
2 Komentar
Wah artikelnya sangat komprehensif sekali, disertai pendapat dari para ahli
BalasHapusjadi inget matkul ku dulu
BalasHapusClassroom Management hehehe