Seperti biasa, sebelum
pembagian raport tiap semester pasti beranda FB akan ramai membicarakan tentang
mak-mak yang suka pamer foto raport anak. Muncul status-status akun FB
“ sebentar lagi bagi
raport pasti timeline sosmed akan muncul selebaran raport anak-anak”
Atau…
Ntar lagi terima
raport, siap-siap aja beranda akan dipenuhi foto mak-mak pamer raport anaknya”.
Pokoknya setiap ada
moment penting akan muncul status-status yang terkadang menggelitik. Misalnya
mau masuk bulan puasa.
“ Bentar lagi mau
puasa, pasti akan banyak yang posting Alhamdulillah buka puasa seadanya,
Alhamdulillah tarawehan di masjid ini”. Pokoknya banyak deh status-status yang
bikin panas beranda FB.
Hmmm
Pamerkah mereka???
Salahkah??
Oh ya, aku adalah ibu
dari 2 orang anak. Semenjak ada FB, aku lebih suka main FB dibanding nonton TV.
Apalagi aku juga suka jualan. Banyak yang aku jual. Produk kesehatan dan
kecantikan pilihanku.
Kenapa???
Pasti deh setiap orang
ingin sehat dan semua wanita ingin cantik. Bisnis produk kesehatan dan
kecantikan tak pernah mati. Jika mom-mom ingin berbisnis bareng denganku,
ayuukkk. Kita jualan berjamaah.
Waduhh…lari ke
mana-mana nih yah.
Aku orang yang sangat
akitif di media sosial. Media sosial banyak manfaat bagiku. Di samping sumber
informasi yang up to date, medsos sarana buat aku jualan. Namanya juga jualan
ya, pasti harus buka toko. Nah medsos itulah toko aku. Buka 24 jam… hehehe…
Tapi aku harus buka
lapak ya… posting dagangan.
Kehidupan pribadi juga
tidak luput dari bahan postingan aku. Gimana ya, kalau aku tiap saat hanya
posting dagangan mulu. Bosen yang ada. Siap-siap unfriends deh.
Nah sebagai selingan
aku posting rutinitas, perkembangan anak-anak atau kata-kata motivasi.
Lalu ketika penilaian
semester, raport dibagikan pasti aku juga posting. Postingan kehidupan pribadi
merupakan salah satu penunjang adanya kepercayaan konsumen kepadaku.
Dari
postingan itu konsumen meyakini bahwa aku memang ada di dunia nyata. Bukan
hanya di dunia maya. Banyak sekali kenalan dari dunia maya seperti saudara,
pada hal belum pernah berjumpa. Itu karena apa? Postingan bisnis dan postingan
kehidupan pribadi.
Moms…
Kita pastinya punya
alasan masing-masing untuk memposting suatu hal. Termasuk postingan raport
anak.
Namun akhir-akhir ini
masalah postingan raport anak di medsos menjadi pembicaran hangat yang
membawaku pada tulisan ini. Pernah juga aku membaca postingan “ Stop Pamer
Raport Anak di Medsos”
Aduhhh…
Kok segitunya.
Ya ampuun, coba aja
kita semua bisa berpikiran positif. Berbaik sangka aja. Pastinya kita punya
pandangan dan tujuan yang berbeda. Pastinya kita masing-masing punya cara untuk
mengungkapkan kebahagiaan, rasa bangga serta rasa syukur terhadap apa yang
didapatkan.
Ya kan moms???
Seperti aku nih, sangat
suka posting perkembangan adek Aqsha. Mulai dari dia lahir sampai sekarang.
Bahkan dia dijemurpun aku posting, akhir-akhir ini muncul lagi di beranda
kenangan. Baik sekali ya om FB nya. Paling setia pokoknya. Bukan senang hati
adek aqsha melihat fotonya dijemur. Habis kalau di galeri HP ku sudah hilang,
sebab HP nya rusak parah. Untung deh ada FB.
Manfaat posting di FB
Hal-hal yang perlu aku
abadikan pasti deh diposting. Postingan tentang kakak Dysha ketika baru masuk
sekolah. Pakai baju putih merah pertama kali. Biasanya sangat sulit bangun
pagi, eh ini karena mau pakai baju baru tanda sudah masuk SD, jam 5 sudah
bangun. Aku posting juga ketika dapat kiriman foto dari wali kelas karena
sukses sebagai petugas upacara.
Aku posting juga ketika terima raport dengan hadiah
atau piagam di tangannya.
Sampai terakhir
kemarin, aku posting si kakak membawa piala sebagai penghargaan dari sekolah
karena meraih peringkat terbaik 1 untuk kategori bahasa.
Pamerkah itu???
Tentu saja tidak.
Semua itu hanyalah
ungkapan kebahagiaanku, rasa bangga dan syukurku sebagai ibu yang melihat
prestasi anaknya. Terkadang kita tidak tahu lagi dengan cara apa untuk
menggungkapakan kebahagiaan yang begitu besar. Jadi medsos ini yang bisa
menjadi tempatku berbagi atas kebahagiaan yang aku rasakan.
Postingan itu pastinya
aku taq ke akun kakak Dysha, aku hanya ingin dia tahu, baik sekarang ataupun
nanti. Bahwa aku begitu bangga dengan prestasinya. Terkadang aku ingin
mengumumkan ke dunia bahwa aku punya anak yang membanggakan orang tua. Tentu
saja hal-hal lain juga tidak lepas dari pantauanku. Sholatnya. Ngajinya.
Begitu juga dengan moms
yang lain. Aku yakin itu. Orang tua mana yang tidak bangga dan bahagia dengan
prestasi anaknya. Meskipun prestasi-prestasi yang diraihnya sekarang belum
jaminan untuk kesuksesan di masa mendatang. Setidaknya satu tahapan telah
diraih mereka.
Ya setiap orang tua
pasti ingin memberitahukan kepada setiap orang, bahkan kalau perlu dunia juga
tahu bahwa ini anak saya.
Jadi ingat juga ketika
aku dan adik-adikku sekolah. Ketika pembagian raport pasti orang tua kami
selalu ingin menceritakan prestasi kami ke teman-temannya. Jika tidak ada yang
bertanya, pasti orang tua kami yang memancing duluan agar beliau bisa
memberitahu bahwa kami mendapat prestasi di sekolah.
Aku sadari..
Setiap anak berbeda,
setiap anak istimewa, setiap anak itu hebat, dan setiap anak punya bakatnya
masing-masing. Kita sebagai orang tua yang harus pandai-pandai memberikan
penghargaan buat anak kita dengan cara kita.
Berikan pelukan hangat
ke anak-anak kita. Berikan pujian yang menyenangkannya.
Sekarang, orang tua
posting raport anak dikatakan pamer???
Bagaimana dengan mereka
yang posting kemesraan???
Bagaimana dengan mereka
yang posting makan-makan enak di restoran mewah?
Nginap di hotel mewah?
Bagaimana dengan mereka
yang posting dapat kado mewah dari suaminya?
Memposting jalan-jalan
ke luar negeri?
Memposting sedang
berdoa di depan ka’bah???
Atau mereka yang
posting masalah rumah tangga???
Lalu apa masalahnya
orang tua memposting raport anaknya yang berprestasi???
Bukankan setiap
postingan kita adalah ungkapan rasa bahagia, rasa bangga dan rasa syukur
terhadap anak mereka???
Moms…
Yang salah bukan mereka
yang posting di akun media sosialnya.
Yang salah adalah kita
yang menyalahkan mereka.
Kawan…
Jika semua yang
melintas di hadapan kita terasa negatif menjemukan dan menyebalkan. Harusnya
kita curiga bahwa sesungguhnya masalahnya itu ada di hati kita.
Karena sesungguhnya..
Teko hanya akan
mengeluarkan apa yang menjadi isinya.
10 Komentar
Rasa bangga orang tua pada prestasi anaknya, tentu saja seakan wajib diungkapkan. Terlebih lagi kepada anak kita itu sendiri. Setiap kita tentu saja berbeda cara dalam mengungkapkan perasaan bangga dan bahagia tsb. Namun ungkapan perasaan yg diunggah melalui medsos, tidaklah selalu berarti pamer. Itu tentunya tergantung niat kita juga. Nah, sebelum kita terlanjur berburuk sangka, mengatakan orang sdg pamer prestasi anaknya, apakah perasaan yg kita rasakan ketika itu? Adakah kita iri atau dengki. Atau lain perasaan yg mengganggu pikiran kita. Tepuk dada tanya selera.
BalasHapusYesss...setuju sekali...saatnya kita berbenah hati...
HapusIya gak pamer tu bunda disha.. tergantung yg melihatnyaa Aja Dr sisi Mana.. kl yg negatif pasti bilangnya pamer.. krn mereka iri dengki.. kl melihat Dr sisi positif. Itu termasuk motivasi utk ortu lainnya.. 🤩
BalasHapusYesss... Setuju sekali... Tergantung hati kita aja ya... Oleh sebab itu, saatnya kita berbenah hati.
HapusSetuju mbak..
BalasHapusTerima kasih mba...sukses selalu buat kita
HapusGa setuju pamer raport anak di media sosial 😊 Aku sendiri ga pernah tuh. Bangga atau apapun rasanya tidak bijak deh begitu. Beda halnya misal juara lomba karateka dll. Beda lagi soal posting makan atau jalan2 di mana 😊
BalasHapusTerima kasih atas komentar mba, masukan yang sangat positif untuk masa yang akan datang..
HapusKalo aku sih ngga perlu, buat apa pamer kalo cuman buat nyari pengakuan
BalasHapusTerima kasih atas masukannya mba...
Hapus