Assalamualiakum wr.wb.
Menjadi Guru di Abad 21
Menjadi Guru di Abad 21
The
Reason
Hellooo…haaaa
Aku lagi galau habiiiisss!!! Kok bisa??? Iya nih,
beberapa hari ini dunia ku terasa beratttsss, tugasku seakan tak bermanfaat.
Kenapa San???
Masalahnya sih mungkin sepele bagi yang lain, pasti
deh ada yang bilang, ya udah!! Yang penting kita sudah melaksanakan tugas
dengan baik. Selanjutnya kita serahkan sama Allah. Masa iya sih bisa ada asap
kalau gak ada api, ya kannn?
Kadang sih, aku mau jadi orang yang cuek bebek aja,
pakai ilmu “basi”, “basipakak, basibangak” hehehehe.. ada yang bingung ya,
maksudnya “ Masa bodo” gak peduli dan acuh tak acuh lho… maunya memang diabaikan saja tapi kok ya masih nyesek..hihihi.
Nah pasti deh mulai bertanya-tanya, ada apa santi???
Seriuss nih ingin tahu??
Baiklah, saatnya serius ya.
Kita siapin cemilan dulu yah…hahahaha
Ini masalah aku di kelas ya. Ceritanya, aku baru
masuk sudah ada yang “ si buk, si buk” (permisi buk) kata Si A, okay, silakan,
tentunya aku kasih kesempatan untuk permisi keluar kelas kan, katanya sudah
kebelet, ntar kalau dilarang siapa yang tanggung jawab, mau ngepel kelas??? Gak
kan.
Baiklah kita lanjut ya, pembelajaran dimulai, aku
mulai ceplas-ceplos, biasalah ya mamak-mamak suka ngomel, suka ceramah, yak an…
wauuuuu dasar emak-emak, ya begitulah.
Sebentar, Si B yang permisi, pas ditanya, mau kemana, katanya belum sempat sarapan buk, gak tahan lagi nunggu jam istirahat. Dari pada si anak sakit maag, aku izinin donk, aku tuh sudah ngerasaian bagaimana sakitnya jika maag sudah kambuh… okayyyy, cepat ya, kataku. Tapi sebelum izinin si B, pastinya si A sudah masuk kelas lagi.
Sebentar, Si B yang permisi, pas ditanya, mau kemana, katanya belum sempat sarapan buk, gak tahan lagi nunggu jam istirahat. Dari pada si anak sakit maag, aku izinin donk, aku tuh sudah ngerasaian bagaimana sakitnya jika maag sudah kambuh… okayyyy, cepat ya, kataku. Tapi sebelum izinin si B, pastinya si A sudah masuk kelas lagi.
Begitulah setiap hari, selalu ada yang “misi buk, si
buk, permisi buk”, dengan berbagai alasan. Tapi alasan yang paling jitu itu ya ke
kamar mandi buk, sudah gak tahan buk. Mau gimana lagi ya, terpaksa diizinkan. Beberapa
lama hal itu terjadi. Aku menahan diri untuk tidak mengintip apa yang terjadi. Terkadang,
aku juga pilih-pilih kasih izin pada siswa yang katanya mau ke kamar mandi.
Yuk… sama-sama kita intip apa yang terjadi di kamar
mandi. Diam-diam aku coba datang ke kamar mandi siswa, tau gak, di sana mereka
sedang asyik ngobrol seakan-akan di
kedai kopi sambil bergurau dan ketawa-ketiwi. Rupanya ada jam-jam tertentu,
mereka janjian ngumpul bareng di kamar mandi…hahahha..
Akuuuu cemburuuuu…
Cemburu dengan kamar mandi…
Masa aku yang sudah berdandan cantik ini kalah saing
dengan kamar mandi, Setiap hari pakai baju yang rapi dengan dandanan yang
lumayan lah, biar siswa gak bosan liat gurunya. Parfum aku juga kalah wangi ya dibanding aroma kamar mandi. Itu tempat ajaib memukau siswaku bangettt... gimana donk.. bingung nih..
Baiklah… aku gak bisa masa bodo
Aku harus cari tau dulu penyebab siswaku lebih suka
ke kamar mandi dari pada bersamaku di kelas.
Taraaaa… ini dia jawabannya.
Pembelajaranku membosankan siswaku. Siswaku tak suka
dengan ceramahku. Siswaku tak suka dengan metodeku, siswaku tak membutuhkan
penjelasanku… blaaa…blaaa yang lainnya.
Mari…kita cari solusi, bagaimana menjadi guru yang
dirindu, menjadi guru abad 21 bagaimana siswa merasa rugi jika tidak datang. Lanjuuuutttt………………
The
Review
Judul
Buku : Pengembangan KBM Kategori HOTS Pada Jenjang Pendidikan Dasar
Penulis
: Dr, Suud Karim A. Karhami, MA
Prof.
Dr. Yetti Supriyati., M.Pd
Penerbit:
Gapura Press
Cetakan
: Januari 2019
Jumlah
Halaman: 312 halaman
ISBN
: 978-602-53842-6-4
“Mau tidak mau, senang tidak senang, masa depan
siswa SD, SMP kita kini akan menghadapi beragam masalah yang tak mungkin bisa
diatasi hanya dengan keterampilan mengingat sebagai kemampuan berpikir tingkat
rendah kategori LOTS yang dari dulu sampai kini masih dilatihkan di sekolah
meski ketika itu nanti mereka berada dalam keberlimpahan produk teknologi. Untuk
solusinya, supaya mereka tidak termarginalkan dan tetap eksis dan berperan dalam pembangunan bangsa pada masa mendatang, mereka harus segera dan sedini mungkin dibiasakan dan dilatih dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi kategori HOTS”.
solusinya, supaya mereka tidak termarginalkan dan tetap eksis dan berperan dalam pembangunan bangsa pada masa mendatang, mereka harus segera dan sedini mungkin dibiasakan dan dilatih dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi kategori HOTS”.
Di dalam buku ini pengarang menggambarkan beberapa hal, yaitu:
1.
Polemik
Guru Mengajar
Semua
praktisi pendidikan menyadari bahwa guru merupakan faktor strategis dan penting
dalam kegiatan pendidikan di sekolah karena bagi siswa, guru biasa dijadikan
tokoh teladan bahkan menjadi tokoh panutan siswa. Oleh sebab itu, guru harus
memiliki perilaku dan kemampuan guna meningkatkan potensi siswa secara
maksimal.
Nah
ini dia yang aku alami pada cerita awal, kurang mampunya seorang guru mengolah
pembelajaran yang HOTS akan menyebabkan siswa tidak betah di dalam kelas,
kalaupun mereka bisa menahan diri di kelas itu hanya karena takut diomelin dan
diceramahin trus diserahkan ke guru BK.
2.
Karakteristik
Siswa SD, SMP Sangat kondusif Berlatih
Keterampilan Berpikir Kategori HOTS
Untuk
merancang KBM kategori HOTS, guru perlu memahami secara mendalam tentang
kondisi dan karakteristik siswa pendidikan dasar. Diantaranya:
a. Kondisi
anak SD dan SMP suka bertanya
b. Kondisi
anak SD dan SMP suka mengamati
c. Kondisi
anak SD dan SMP suka mencoba-coba
d. Kondisi
anak SD dan SMP terbiasa jujur
e. Kondisi
anak SD dan SMP mengerjakan tugas versi sendiri-sendir.
f. Kondisi
anak SD dan SMP suka menjawab
g. Kondisi
anak SD dan SMP sebagai saintis cilik
h. Kondisi
anak SD dan SMP sebagai teknologi cilik
3.
Perlunya
KBM ( kegiatan belajar mengajar ) HOTS
Untuk
mengahadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan permasalahan baru
diperlukanpikiran dan tindakan kreatif supaya dapat dihasilkan karya kreatif. Untuk
keperluan ini, guru perlu menyiapkan program pembelajaran kreatif. Pembelajaran
kreatif sudah menyediakan kerangka kerja yang sangat ideal untuk menggambarkan
proses pembelajaran kreatif.
4.
Guru
Bisa merancang dan Menerapkan Tugas KBM Kategori HOTS Melalui Simulasi Diskusi
dan Dialog Dari Pengalaman Siswa
Merancang
KBM kategori HOTS, paling idial dilakukan melaluii kgiatan diskusi kelas. Kita
sadari,
kegiatan diskusi sering dianggap guru sebagai kegiatan pembelajaran yang
mustahil dilaksanakan bagi siswa di SD dan di SMP.
Tujuan
kegiatan diskusi adalah upaya untuk meningkatkan sikap ingin tahu. Bahkan dalam
kondisi tertentu, petanyaan yang diajukan siswa selama kegiatan diskusi dapat
saja diminta anak untuk menjawabnya.
5.
Selipkan
Pengembangan Pendidikan Karakter (PPK)
Kita
sadari bersama bahwa Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan
baru karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi
Gerakan Nasional. Semua pemangku kepentingan bidang pendidikan setuju bahwa
satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa
karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang
tersebar di seluruh Indonesia.
6.
Perlunya
Budaya Kerja Keras Baik Siswa Apalagi Guru
Baik
siswa maupun guru harus terbiasa dengan budaya kerja keras, yaitu kerja
maksimal, syukur permasalahan pembelajaran yang dikerjakan berakhir “ Happy End”
karena permasalahan itu dapat dipecahkan.
Finally…
Pada kurun
waktu 2020-2045, kita memasuki kurun revolusi industry 4.0 yang sebenarnya
sudah dirasakan sejak tahun 2015. Pada era ini, banyak orang stress berat
ketika keinginannya gagal diraih. Mereka merasa dirinya benar-benar sudah tamat
ketika cita-citanya tidak tampak indikasi terwujud, mereka tak mau mengenal
kata gagal dalam perjalanan kehidupannya. Oleh sebab itu, penulis merasa kajian
dan uraian buku ini diperlukan ..
Yeee…
Mulai tampak ya solusi yang diberikan oleh penulis
buku ini. Kita harus betul-betul merancang pembelajaran yang menyenangkan
sehingga siswa kita betah di dalam kelas. Tentunya semua itu perlu persiapan
yang matang dan membutuhkan waktu yang cukup. Tanpa bekal ke kelas, mustahil
tujuan akan tercapai.
So… sekarang aku ingin terlahir kembali menjadi
guru. Menjadi guru abad 21
GuruPenggerak
Salam Literasi
Nofrini Susanti
2 Komentar
Semangat, cikgu. Menghadapi murid nakal, gurunya kudu lebih banyak akal, ya. Setuju, nih, dengan perlunya metode belajar yang kreatif sehingga tidak membuat murid bosan. Apalagi anak-anak zaman now, mereka lebih cepat bosan dengan kegiatan yang monoton.
BalasHapusHahaha..
HapusSiapppp...