Assalamualikum wr.wb.
Selamat ulang tahun
buat guru se nusantara…
Saat menulis artikel
ini, mesin cuciku lagi berputar, di sampingku ada belahan jiwa yang asyikk
memainkan mobil-mobilan kesayangannya. Tak jauh dari dia, ada tumpukan kain
bersih yang siap untuk digosok. Sementara di belakang, piring kemarin masih ada
yang teronggok yang selalu diminta untuk disentuh. Kalau berjalan sedikit ke
bagian depan rumah, ternyata rumput-rumput hijau telah tumbuh subur karena selalu
ditemani rintikan hujan yang tak pernah berhenti. Saat ini jam dinding di rumah
menunjukkan pukul 14.53 wib.
Sahabatku…
Jangan lari dulu.
Jangan tinggalkan tulisan ini. Maksudku bukan mengeluh denganmu. Bukan curhat
denganmu betapa banyaknya tugasku. Bukan minta bantuan untuk menyelesaikan
semua pekerjaanku. Bukan… bukan itu maksudku.
Sahabatku…
Hari ini aku ingin
mengatakan “ Selamat, kita orang-orang hebat”. Guru Hebat di abad 21
Sahabatku…
Baju daster yang kita
pakai hari ini juga melambangkan bahwa sebagai tenaga pendidik kita juga tidak
melepaskan tanggung jawab di rumah. Kita selalu berusaha jadi istri yang baik,
jadi ibu yang baik, jadi saudara yang baik, jadi tetangga yang baik, jadi teman
yang baik. Betul gak sahabatku??? Setiap hari kita selalu ingin anak-anak kita
menyantap makanan terbaik, setiap hari kita selalu ingin anak-anak kita memakai
pakaian yang rapi dan bersih. Setiap hari kita selalu ingin rumah kita bersih
dan indah. Setiap hari kita selalu ingin anak-anak kita belajar dibawah
bimbingan kita, mengaji dibawah pantauan kita. Setiap hari, setiap waktu,
setiap detik kita ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga dan sekolah
kita.
Sahabatku…
Kita artis terbaik di
dunia, betapa banyaknya persoalan yang harus kita hadapi tetapi ketika berada
di sekolah atau di kelas persoalan itu hilang sesaat. Tampak sekali kita begitu menikmati
kebersamaan pada acara penyambutan hari ulang tahun PGRI yang ke 74.Tak peduli
teriknya matahari, semua menyatu dalam kebahagiaan dan kehangatan.
Banyak tuntutan yang
harus kita lakukan, banyak persyaratan yang harus kita penuhi, banyak halangan
dan rintangan yang kita hadapi namun semua itu kandas ketika kita dihadapkan
pada wajah-wajah polos siswa di kelas. Sama halnya ketika kita bermain bola dengan
baju daster kesayangan. Ada yang terjatuh sampai lututnya berdarah, saat itu lupa, berlari mengejar bola dan kembali terasa ketika sujud disajadah, ada juga yang
menendang bola dan saking semangatnya sepatupun juga ikut terbang, tertendang… begitulah kita. Kita sangat
mudah larut dalam suka dan duka.
Sahabatku…
Terkadang muncul
amarah, terkadang hadir rasa pasrah tetapi hanya sesaat saja. Kembali kita
diingatkan akan tugas dan tanggungjawab kita. Lebih dari itu semua, lagu
“Bagimu Negeri” menusuk relung-relung hati dan mengusir luka ini.
Padamu negeri kami
berjanji
Padamu negeri kami
berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga
kami
Empat
baris memang tapi pilihan katanya berjiwa…bernyawa, tak ada alasan bagi kita untuk
menyerah, tak ada alasan bagi kita untuk kalah, beban berat ada di pundak kita,
sesuai dengan pidato Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim sebagai berikut.
Dalam pidato ini, menteri pendidikan mengatakan bahwa tugas guru paling mulia tapi tugas itu sangat sulit. Guru diberi tugas untuk membentuk masa depan bangsa namun guru sangat diikat oleh aturan-aturan yang mengekang.
Guru diharapkan bisa membantu peserta didik yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi guru tidak diberi kebebasan penuh.
Dalam pidato itu, menteri pendidikan juga menyampaikan bahwa pada dasarnya guru sangat mengerti dengan potensi peserta didik yang tidak bisa diukur hanya dari hasil ujian tetapi guru terpaksa mengejar dan mengejar angka karena alasan tertentu.
Menteri pendidikan juga berharap agar guru bisa mengajar peserta didik di luar kelas, belajar dari lingkungan sekitar namun lagi-lagi guru terbelenggu dengan kurikulum yang sangat padat untuk diselesaikan sehingga kesempatan peserta didik untuk menaklukkan dunia sekitar tertutup.
Tidak kalah menarik, menteri pendidikan paham sekali kalau guru sangat mengerti bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan berbeda, tetapi sekolah harus menerapkan keseragaman dan mengalahkan keanekaragaman karena tuntutan birokrasi.
Dalam pidato tersebut, menteri pendidikan berjanji akan melakukan perubahan. Perubahan itu juga harus bersinergi antara pemerintah, sekolah, dan guru. Sang menteri akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Semua itu harus berawal dan berakhir di guru.
Oleh sebab itu, diakhir pidato sang menteri, beliau menghimbau seluruh guru agar selalu mengajak peserta didik untuk berduskusi, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajar di kelas.
Guru diharapkan bisa membantu peserta didik yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi guru tidak diberi kebebasan penuh.
Dalam pidato itu, menteri pendidikan juga menyampaikan bahwa pada dasarnya guru sangat mengerti dengan potensi peserta didik yang tidak bisa diukur hanya dari hasil ujian tetapi guru terpaksa mengejar dan mengejar angka karena alasan tertentu.
Menteri pendidikan juga berharap agar guru bisa mengajar peserta didik di luar kelas, belajar dari lingkungan sekitar namun lagi-lagi guru terbelenggu dengan kurikulum yang sangat padat untuk diselesaikan sehingga kesempatan peserta didik untuk menaklukkan dunia sekitar tertutup.
Tidak kalah menarik, menteri pendidikan paham sekali kalau guru sangat mengerti bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan berbeda, tetapi sekolah harus menerapkan keseragaman dan mengalahkan keanekaragaman karena tuntutan birokrasi.
Dalam pidato tersebut, menteri pendidikan berjanji akan melakukan perubahan. Perubahan itu juga harus bersinergi antara pemerintah, sekolah, dan guru. Sang menteri akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Semua itu harus berawal dan berakhir di guru.
Oleh sebab itu, diakhir pidato sang menteri, beliau menghimbau seluruh guru agar selalu mengajak peserta didik untuk berduskusi, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajar di kelas.
Sahabat,
Melalui moment perayaan
ulang tahun guru ini mari sama-sama kita mengingatkan bahwa tagihan indikator
akan dipertanyakan, tentunya di akhirat kelak. Semangat buat para guru, uluran
tangan kita selalu ditunggu. kita antarkan mereka di puncak kesuksesan........ bismillah
Cinta Dalam Kata
Ketika jiwa terbelenggu
asa yang tak kumengerti
Ketika senja selalu
enggan menggantikan mentari
Satu harapan di hati...
Ku tunggu secercah harapan darimu
Duhai guruku
Ku tunggu secercah harapan darimu
Duhai guruku
Ajari aku untuk
menghalau risau,
mengejar mimpi biar terjangkau
mengejar mimpi biar terjangkau
Ajari aku dengan hati
Ajari aku budi pekerti
Duri, 25 November 2019
Sahabat…
Mereka, siswa kita
selalu menunggu belaian kita, mereka merindukan kasih sayang kita, mereka
menuntut kesabaran kita, terkadang menguji keimanan kita.
Sahabat...
Ingatkan aku apa yang harus kututup sebelum sampai waktuku
Apa yang harus diingat sepeninggalku
Sahabat...
Ingatkan aku apa yang harus kututup sebelum sampai waktuku
Apa yang harus diingat sepeninggalku
Sekali lagi.... selamat buat kita
Ibu- ibu guru hebat
Moga semua ini bernilai ibadah...
Moga semua ini bernilai ibadah...
2 Komentar
selamat hari guru , bu guru terus mendidik bukan mengajar untuk anak2
BalasHapusTerima kasih mba Tira... Selamat untuk kita semua
Hapus